Terjemahan dari : Muhammad Ibn Syâmi Muthâin Syaibah
oleh : Syafar Abu Difa
Segala puji bagai Allah.
Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi terakhir, Nabi kita
Muhammad, keluarganya, para sahabat dan siapa saja yang mengambil
petunjuknya hingga hari kiamat.
Adapun selanjutnya:
Saudaraku Muslim, puasa
Ramadhan merupakan salah satu dari lima Rukun Islam, maka perhatikanlah
benar-benar rukun asas ini, agar dosa-dosamu yang lalu benar-benar
diampuni. Perhatian tersebut dalam bentuk:
Puasamu haruslah karena imanmu, bahwa Allah mewajibkan puasa Ramadhan. Allah swt- telah berfirman:
“…Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, hendaklah ia berpuasa pada bulan itu… “ (QS. Al-Baqarah: 185)
“Datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan berkah, Allah azzawajalla mewajibkan kalian berpuasa pada bulan itu.”
[HR. Ahmad dan an-Nasai. Hadits sahih]
Mengetahui dengan keyakinan bahwa puasa Ramadhan merupakan salah satu dari lima fondasi yang Islam dibangun di atasnya. Berimanlah dengan hal itu. Mengetahui pentingnya puasa, serta kedudukannya dalam agama Islam ini. Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- bersabda dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar -radiallahu’anhu-:
“Islam dibangun atas lima perkara: Persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah (Kakbah) dan puasa Ramadhan.”
[HR. As-Syaikhân (al-Bukhari dan Muslim)]
Yakinilah bahwa pada puasa Ramadhan terdapat kebaikan untukmu, karena yang mewajibkannya adalah Allah yang mengetahui apa yang terbaik bagi makhluk-Nya. Sebagaimana firman-Nya -ta’âla-:
“Apakah
Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau
rahasiakan); dan Dia Maha Lembut lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al-Mulk: 14)
Jika berpuasa, harapkanlah pahalanya di sisi Allah.
Jangan mencari sesuatu selain pahala puasamu di sisi Rabb-mu. Jangan
termasuk mereka yang berniat puasa agar terjaga dari penyakit, mengobati
sakit yang diderita, ingin mengurangi berat badan atau semata
mengurangi hawa nafsunya tanpa mengharapkan pahala dari Allah. Allah -ta’âla- telah berfirman:
“Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan
kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak
memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa
yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan.” (QS. Al-Hûd: 15-16)
Maka itu jadikan puasamu semata-mata karena wajah Allah, negeri akhirat dan tengah menaati perintah Allah dan rasul-Nya -shalallahu alaihi wasalam- “Aku dengar dan aku taati.”
Jika engkau mengharap
pahala puasamu kepada Tuhan-mu, yang tidak mengganjarnya selain Dia
sendiri, itu akan menuntutmu berpuasa sesempurna mungkin dalam
menjaga niat maupun mengharap balasan, jauh dari apa-apa yang merusak
puasamu, baik yang membatalkan maupun yang merusak kesempurnaan pahala.
Jadikan pandanganmu tertumpu pada sabda Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- :
“Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipat. Allah -azzawajalla- berfirman, “Kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku, dan Aku yang akan mengganjarnya.”
[HR. As-Syaikhân]
Jika engkau berpuasa,
wahai saudaraku Muslim, hendaknya yang ada di benak, pikiran dan hatimu
adalah menginginkan wajah Allah semata. Terdorong dengan sabda Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam-:
“(Allah
berfirman: ) ‘Kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku yang akan
mengganjarnya. Dia meninggalkan hawa nafsu dan makanannya demi aku.”
Jika engkau menjalani puasa
Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka engkau akan mendapatkan
pengampunan dosa-dosa (kecil) yang telah lalu dengan keutamaan dan
rahmat Allah. Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- bersabda dalam hadits Abu Hurairah -radiallahu’anhu-:
“Siapa yang puasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
[HR. As-Syaikhân]
Tetapi engkau harus menghindari dosa-dosa besar. Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- telah bersabda:
“Antara shalat lima waktu,
Jumat ke Jumat, Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa di antara itu
semua, jika dosa besar dapat dihindari.”
[HR. Muslim dan selainnya]
Allah-lah pemberi taufiq.
0 komentar: