Selamat datang, tamu termulia dan terhormat, bulan yang istimewa, pembawa berkah, rahmat dan magfirah.
Cinta kami padamu, terpatri,
terhujan kuat didalam hati. Nuansamu yang khas, telah kami kenal sejak
kecil dikampung kami. Kedatanganmu kami tunggu dan sangat diharapkan
Sambutan kami padamu sangat variatif, sesuai dengan tingkat ilmu dan iman dihati.
Seringkali ada penyesalan, dikala kami kehilangan berkahmu disaat kesulitan menerpa, musibah, kami langsung mengingat dosa. Ceramah Ramadhan.
Marhaban Ya Ramadhan. Saatnya rebah
khusu’ untuk merenungi diri. Melepas segala debu hitam yang mengekor
hari. Di pintu Ramadhan mari kita ketuk berulang dengan patung hati.
Mengabah pada Ilahi untuk penyerahan diri sepenuhnya. Mengharap nur suci
menjelma nyata tanpa lagu lagi.
Marhaban Ya Ramadhan. Kini kami
hadir, sedang menyiapkan batin untuk menyambutmu. Kami bertekad untuk
menyambutmu secara optimal. Kami berharap agar tahun ini lebih baik dari
tahun kemarin. Untuk itu kami bertekad agar Ramadhan tahun ini di isi
hal-hal yang positif.
Ramadhan jamaknya Ramadhanat atau armada yang berarti “amat panas”
nama ini (Ramadhan) diberikan oeh orang-orang Arab pada bulan yang
kesembilan karena pada bulan tersebut padang pasir sangat panas oleh
terik matahari. Hal ini sesuai dengan kebiasaan bangsa Arab zaman
dahulu dengan memindahkan suatu istilah dari bahasa asing ke bahasa
mereka yang sesuai dengan keadaan yang terjadi pada masa tersebut.
Misalnya pda ulan keembilan itu udara sangat panas, maka bulan tersebut,
mereka namakan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan riwayat Muhammad bin
Mansur as Sam’ani dari Anas menjelaskan dinamakan Ramadhan lantaran
sifat bulan itu membakar dosa. Ceramah Ramadhan : Marhaban ya Ramadhan
Dalam Islam, bulan Ramadhan memiliki
makna yang istimewa dan kedudukan yang mulia karena dalam bulan
ini
banyak peristiwa dan kemuliaan tersebut antara lain sebagai berikut:- Diturunkan Al-Qur’an
- Satu-satunya nama bulan yang terdapat dan Al-Qur’an yakni surah Al Baqarah ayat 185
- Kemenangan besar yang diraih Rasulullah saw bersama kaum muslimin dalam perang Badar al Kubra (besar) yang membangkitkan semangat umat Islam untuk maju
- Fathu makkah, yang ditaklukkannya kota Mekkah oleh kaum muslimin dan dimusnahkan berhala disekitar ka’bah
- Adanya Lailatul Qadar (malam yang agung) yang lebih baik dari seribu bulan (QS. Al Qadar: 3)
- Diwajibkannya berpuasa (QS. Al Baqarah: 183)
- Diangkatnya Nabi Muhammad saw sebagai Rasul Allah SWT ketika ia sedang berkhalawat di gua Hira
- Dilimpahkannya pahala yang sangat tinggi oleh Allah terhadap orang yang melakukan ibadah dan amal shaleh pada bulan ini
- Dibukanya pintu syurga dan ditutupnya pintu neraka (H.R. An Nasai dan Ahmad)
- Menjadi kafarat terhadap dosa-dosa sampai Ramadhan berikutnya selama itu dosa kecil (HR. Muslim)
- Orang yang berpuasa dengan penghayatan yang mendalam di bulan Ramadhan diberikan ampunan atas segala dosanya (HR. Muslim)
Pada akhir bulan Sya’ban Rasulullah saw
berkhutbah sebagaimana yang diriwayatkan dari Said bin Musyab dari
Salman yang terhitung hadis Marfu’ Rasulullah saw bersabda “Wahai
manusia, kelak akan datang menaungimu suatu malam yang lebih baik
disbanding seribu bulan. Allah menetapkan puasa dibulan itu sebagai
kewajiban dan ibadah sunnah diwaktu malamnya sebagai kesunnahan. Barang
siapa melakukan di bulan itu perbuatan-perbuatan baik, maka terhitung
seperti orang yang melakukan ibadah wajib di luar bulan itu. Barang
siapa mengerjakan ibadah wajib didalamnya, maka seperti orang yang
mengerjakan tujuh puluh kali ibadah wajib diluar bulan itu. Bulan itu
adalah bulan yang penuh kesabaran, kebaran itu pahalanya adalah syurga,
ia adalah bulan yang didalamnya menjadi tempat pertolongan, bulan yang
didalamnya terdapat penambahan rezki. Barangsiapa memberi buka kepada
orang yang berpuasa dibulan itu baginya memperoleh pengampunan
dosa-dosanya, dimerdekakan dari neraka dan baginya memperoleh pahala
seperti pahalanya tanpa mengurangi pahalanya (yakni pahala orang yang
berpuasa itu) sedikit pun.
Para sahabat bertanya: wahai Rasulullah,
bagaimana kalau kami tidak mempunyai sesuatu yang bisa diberikan kepada
orang yang berbuka puasa? Rasulullah saw menjawab: pahala itu diberikan
Allah kepada orang yang memberi buka puasa, orang yang berbuka puasa
sekalipun berupa sebutir kurma atau seteguk air atau campuran susu
dengan air. Ia adalah bulan yang permulaannya berisi rahmat,
pertengahannya berisi ampunan dan akhirnya kemerdekaan dari neraka. Ceramah Ramadhan : Marhaban ya Ramadhan
Barangsiapa memberi keringanan
tugas-tugas pembantunya (dibulan itu) maka Allah berkenan mengampuni
dosa-dosanya dan membebaskannya dari neraka perbanyaklah melakukan empat
perkara, dua macam perkara mendatangkan keridhaan dari Tuhanmu dan dua
macam perkara lainnya akan membuka kekayaanmu. Dua macam perkara yang
pertama mendatangkan keridhan Tuhanmu adalah memperbanyak bacaan
syahadat (asyhaduan laa ilaaha illallah) dan mohon ampun kepada-Nya.
Adapun dua macam perkara lainnya yang akan membuat kekayaanmu adalah
hendaknya kamu memohon syurga kepada Allah dan berlindung kepadaNya dari
neraka. Barangsiapa memberi minuman orang yang berpuasa, kelak Allah
akan memberinya air minum dari telagaku berupa minuman yang setelah itu
tidak akan merasa dahaga selamanya.
An Nahha’i mengatakan “berpuasa sehari
dibulan Ramadhan jauh lebih mulia disbanding berpuasa seribu hari diluar
bulan itu, membaca tasbih sekali jauh lebih utama disbanding membaca
tasbih seribu kali diluar bulan itu, satu rakaat yang dikerjakan
didalamnya jauh lebih utama disbanding mengerjakan seribu rakaat diluar
bulan itu, memberikan nafkah di bulan Ramadhan pahalanya dilipatgandakan
bagaikan mendermakan harta kekayaan untuk fisabilillah. ‘Wallaahu
‘alam”
0 komentar: