banyak di antara ikhwan yang melaksanakan shalat tarawih dan
memanjangkannya, sampai mengkhatamkan Al-Qur'an satu kali di bulan
Ramadhan. Ini merupakan cara mengkhatamkan yang indah. Jibril biasa
membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur'an dari Nabi SAW sekali dalam
setahun. Nabi SAW mempunyai sifat dermawan, dan sifat dermawan beliau
ini paling menonjol terlihat pada bulan Ramadhan ketika Jibril
membacakan dan mendengarkan bacaan Al- Qur'an beliau. Beliau lebih
dermawan dan pemurah dibandingkan dengan angin yang ditiupkan. Kebiasaan
membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur'an ini terus berlangsung
sampai pada tahun ketika Rasulullah SAW diberi pilihan untuk menghadap
kepada Ar-Rafiq Al-A'la, maka ketika itu Jibril membacakan dan
mendengarkan bacaan Al-Qur'an beliau dua kali. Ini merupakan isyarat
bagi Nabi SAW bahwa tahun ini merupakan tahun terakhir beliau hidup di
dunia.
Ikhwan sekalian, Ramadhan adalah bulan Al-Qur'an. Rasulullah SAW pernah bersabda mengenainya,
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ
بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ.
وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
Puasa dan Al-Qur'an itu akan
memberikan syafaat kepada hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, "Ya
Rabbi, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat, maka
perkenankanlah aku memberikan syafa'at untuknya." Sedangkan Al-Qur'an
akan berkata, "Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari tidur di malam
hari, maka perkenankan aku memberikan syafaat untuknya." Maka Allah
memperkenankan keduanya memberikan syafaat. (HR. Ahmad dan Daruquthni)
Wahai Ikhwan, dalam diri saya terbetik satu pemikiran yang ingin
saya bicarakan. Karena kita berada di pintu masuk bulan Puasa, maka
hendaklah pembicaraan dan renungan kita berkaitan dengan tema bulan
Ramadhan. Ikhwan sekalian, kita telah berbicara panjang lebar tentang
sentuhan perasaan cinta dan persaudaraan yang dengannya Allah telah
menyatukan hati kita, yang salah satu dampaknya yang paling terasa
adalah terwujudnya pertemuan ini karena Allah. Bila kita tidak akan
berjumpa dalam masa empat pekan atau lebih, maka bukan berarti bara
perasaan ini harus padam atau hilang. Kita tidak mesti melupakan
prinsip-prinsip luhur tentang kemuliaan dan persaudaraan karena Allah,
yang telah dibangun oleh hati dan perasaan kita dalam majelis yang baik
ini. Sebaliknya, saya yakin bahwa ia akan tetap menyala dalam jiwa
sampai kita bisa berjumpa kembali setelah masa liburan ini, insya Allah.
Jika ada salah seorang dari Anda melaksanakan shalat pada malam Rabu,
maka saya berharap agar ia mendoakan kebaikan untuk ikhwannya. Jangan
Anda lupakan ini! Kemudian saya ingin Anda selalu ingat bahwa jika hati
kita merasa dahaga akan perjumpaan ini selama pekan-pekan tersebut, maka
saya ingin Anda semua tahu bahwa dahaganya itu akan dipuaskan oleh mata
air yang lebih utama, lebih lengkap, dan lebih tinggi, yaitu hubungan
dengan Allah SWT, yang merupakan cita-cita terbaik seorang mukmin bagi
dirinya, di dunia maupun akhirat.
Karena itu, Ikhwan sekalian, hendaklah Anda semua berusaha agar hati
Anda menyatu dengan Allah SWT pada malam-malam bulan mulia ini.
Sesungguhnya puasa adalah ibadah yang dikhususkan oleh Allah SWT bagi
diri-Nya sendiri.
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ ، فَإِنَّهُ لِى ، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa, la adalah untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasannya. (HR. Bukhari-Muslim)
Ini, wahai Akhi, mengisyaratkan bahwa setiap amal yang dilaksanakan
oleh manusia mengandung manfaat lahiriah yang bisa dilihat, dan di
dalamnya terkandung semacam bagian untuk diri kita. Kadang-kadang jiwa
seseorang terbiasa dengan shalat, sehingga ia ingin melaksanakan banyak
shalat sebagai bagian bagi dirinya. Kadang-kadang ia terbiasa dengan
dzikir, sehingga ia ingin banyak berdzikir kepada Allah sebagai bagian
bagi dirinya. Kadang-kadang ia terbiasa dengan menangis karena takut
kepada Allah, maka ia ingin banyak menangis karena Allah sebagai bagian
bagi dirinya. Adapun puasa, wahai Akhi, di dalamnya tidak terkandung apa
pun selain larangan. Ia harus melepaskan diri dari bermacam keinginan
terhadap apa yang menjadi bagian dirinya. Bila kita terhalang untuk
berjumpa satu sama lain, maka kita akan banyak berbahagia karena
bermunajat kepada Allah SWT dan berdiri di hadapan-Nya, khususnya ketika
melaksanakan shalat tarawih. Ikhwan sekalian, hendaklah senantiasa
ingat bahwa Anda semua berpuasa karena melaksanakan perintah Allah SWT.
Maka berusahalah sungguh-sungguh untuk beserta dengan Tuhan Anda dengan
hati Anda pada bulan mulia ini. Ikhwan sekalian, Ramadhan adalah bulan
keutamaan. Ia mempunyai kedudukan yang agung di sisi Allah SWT. Hal ini
telah dinyatakan dalam kitab-Nya,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu
ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan)
Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil). (QS. Al-Baqarah: 185)
Wahai Akhi, pada akhir ayat ini Anda mendapati:
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (QS. Al-Baqarah: 185)
Puasa adalah kemanfaatan yang tidak mengandung bahaya. Dengan
penyempurnaan puasa ini, Allah SWT akan memberikan hidayah kepada
hamba-Nya. Jika Allah memberikan taufiq kepada Anda untuk menyempurnakan
ibadah puasa ini dalam rangka menaati Allah, maka ia adalah hidayah dan
hadiah yang patut disyukuri dan selayaknya Allah dimahabesarkan atas
karunia hidayah tersebut.
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan hendaklah kalian mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur. (QS. Al-Baqarah: 185)
Kemudian, lihadah wahai Akhi, dampak dari semua ini.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ
الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي
لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku
bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah
dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran. (QS. Al-Baqarah: 186)
Wahai Akhi, di sini Anda melihat bahwa Allah Yang Mahabenar
meletakkan ayat ini di tempat ini untuk menunjukkan bahwa Dia SWT paling
dekat kepada hamba-Nya adalah pada bulan mulia ini.
Allah SWT telah mengistimewakan bulan Ramadhan. Mengenai hal itu terdapat beberapa ayat dan hadits. Nabi SAW bersabda,
إِذَا جَاءَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ،
وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَنَادَى
مُنَادٍ يَا طَالِبَ الْخَيْرِ هَلُمَّ، وَيَا طَالِبَ الشَّرِّ اقْتَصِرْ
Jika bulan Ramadhan datang,
pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan
dibelenggu, kemudian seorang penyeru berseru, "Wahai pencari kebaikan,
kemarilah! Wahai pencari kejahatan, berhentilah!" (HR. Thabrani)
Wahai Akhi, pintu-pintu surga dibuka, karena manusia
berbondong-bondong melaksanakan ketaatan, ibadah, dan taubat, sehingga
jumlah pelakunya banyak. Setan-setan dibelenggu, karena manusia akan
beralih kepada kebaikan, sehingga setan tidak mampu berbuat apa-apa.
Hari-hari dan malam-malam Ramadhan, merupakan masa-masa kemuliaan yang
diberikan oleh Al-Haq SWT., agar orang-orang yang berbuat baik menambah
kebaikannya dan orang-orang yang berbuat jahat mencari karunia Allah SWT
sehingga Allah mengampuni mereka dan menjadikan mereka hamba-hamba yang
dicintai dan didekatkan kepada Allah. Keutamaan dan keistimewaan paling
besar bulan ini adalah bahwa Allah SWT telah memilihnya menjadi waktu
turunnya Al-Qur'an. Inilah keistimewaan yang dimiliki oleh bulan
Ramadhan. Karena itu, Allah SWT mengistimewakan dengan menyebutkannya
dalam kitab-Nya.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an. (QS. Al-Baqarah: 185)
Ada ikatan hakikat dan fisik antara turunnya Al-Qur'an dengan bulan
Ramadhan. Ikatan ini adalah selain bahwa Allah telah menurunkan
Al-Qur'an di bulan Ramadhan, maka di bulan ini pula Dia mewajibkan
puasa. Karena puasa artinya menahan diri dari hawa nafsu dan syahwat.
Ini merupakan kemenangan hakikat spiritual atas hakikat materi dalam
diri manusia. Ini berarti, wahai Akhi, bahwa jiwa, ruh, dan pemikiran
manusia pada bulan Ramadhan akan menghindari tuntutan-tuntutan jasmani.
Dalam kondisi seperti ini, ruh manusia berada di puncak kejernihannya,
karena ia tidak disibukkan oleh syahwat dan hawa nafsu. Ketika itu ia
dalam keadaan paling siap untuk memahami dan menerima ilmu dari Allah
SWT. Karena itu, bagi Allah, membaca Al-Qur'an merupakan ibadah paling
utama pada bulan Ramadhan yang mulia. Pada kesempatan ini, Ikhwan
sekalian, saya akan meringkaskan untuk Anda semua pandangan-pandangan
saya tentang kitab Allah SWT, dalam kalimat-kalimat ringkas. Wahai
Ikhwan yang mulia, tujuan-tujuan asasi dalam kitab Allah SWT. dan
prinsip-prinsip utama yang menjadi landasan bagi petunjuk Al-Qur'an ada
tiga
1. Perbaikan Aqidah
Anda mendapad bahwa Al-Qur'anul Karim banyak menjelaskan masalah
aqidah dan menarik perhatian kepada apa yang seharusnya tertanam
sungguh-sungguh di dalam jiwa seorang mukmin, agar ia bisa mengambil
manfaatnya di dunia dan di akhirat. Keyakinan bahwa Allah SWT adalah
Yang Maha Esa, Yang Mahakuasa, Yang menyandang seluruh sifat
kesempurnaan dan bersih dari seluruh kekurangan. Kemudian keyakinan
kepada hari akhir, agar setiap jiwa dihisab tentang apa saja yang telah
dikerjakan dan ditinggalkannya. Wahai Akhi, jika Anda mengumpulkan
ayat-ayat mengenai aqidah dalam Al-Qur'an, niscaya Anda mendapati bahwa
keseluruhannya mencapai lebih dari sepertiga Al-Qur'an. Allah SWT
berfirman dalam surat Al-Baqarah,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ
وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ * الَّذِي جَعَلَ
لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ
السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا
تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai manusia, beribadahlah kepada
Rabb kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum
kalian, agar kalian bertaqwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air
(hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala
buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian; karena itu janganlah kalian
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 21-22)
Wahai Akhi, setiap kali membaca surat ini, Anda mendapati
kandungannya ini melintang di hadapan Anda. Allah SWT juga berfirman
dalam surat Al-Mukminun,
قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ *
سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ * قُلْ مَنْ رَبُّ
السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ * سَيَقُولُونَ
لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ * قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ
شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ *
سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ * بَلْ أَتَيْنَاهُمْ
بِالْحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Katakanlah, 'Kepunyaan siapakah
bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kalian mengetahui?' Mereka
akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah, 'Maka apakah kalian tidak
ingat?' Katakanlah, 'Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang
Empunya 'Arsy yang besar?' Mereka akan menjawab, 'Ke- punyaan Allah.'
Katakanlah, 'Maka apakah kalian tidak bertaqwa?' Katakanlah, 'Siapakah
yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia
melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya,
jika kalian mengetahui?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.'
Katakanlah, '(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kalian ditipu?'
Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya
mereka benar-benar orang yang berdusta. (QS. Al-Mukminun: 84-90)
Allah SWT juga berfirman di surat yang sama,
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ
وَلَا يَتَسَاءَلُونَ * فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ * وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ
خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ
Apabila sangkakala ditiup maka
tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan
tidak pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan
(kebaikannya) maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan.
Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikannya), maka mereka itulah
orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka
Jahanam. (QS. Al-Mukminun: 101-103)
Allah SWT juga berfirman,
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ
أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ
أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ
النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (6) فَمَنْ يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
شَرًّا يَرَهُ
Apabila bumi diguncangkan dengan
guncangan yang dahsyat. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat
(yang dikandung)nya. Dan manusia bertanya, 'Mengapa bumi (jadi begini)?'
Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Karena sesungguhnya Tuhanmu
telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia
keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah
pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. (QS. Ay-Zalzalah: 1-8)
Allah SWT berfirman,
الْقَارِعَةُ * مَا الْقَارِعَةُ
Hari Kiamat. Apakah hari Kiamat itu? Tahukah kalian apakah hari Kiamat itu? (QS. Al-Qari'ah: 1-3)
Dalam surat lain Allah berfirman,
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ * حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ * كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ * ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
Bermegah-megahan telah melalaikan
kalian. Sampai kalian masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak
kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu). Dan janganlah
begitu, kelak kalian akan mengetahui. (QS. At-Takatsur: 1-4)
Wahai Akhi, ayat-ayat ini menjelaskan hari akhirat dengan penjelasan gamblang yang bisa melunakkan hati yang keras.
2. Pengaturan Ibadah
Anda juga membaca firman Allah SWT mengenai ibadah.
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ
Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat (QS. Al-Baqarah: 43)
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
...diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian. (QS. Al-Baqarah: 183)
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا
...mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. (QS. Ali Imran: 97)
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.' (QS. Nuh: 10)
Dan banyak lagi ayat-ayat lain mengenai ibadah.
3. Pengaturan Akhlak
Mengenai pengaturan akhlak, wahai Akhi, Anda bisa membaca firman Allah SWT.
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا * فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
Dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. (QS. Asy-Syams: 7-8)
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra'd:11)
أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ
كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ * الَّذِينَ
يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ * وَالَّذِينَ
يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ
وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ * وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ
رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ
سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ
لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ * جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ
مِنْ آَبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلَائِكَةُ
يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ * سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا
صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
Adakah orang yang mengetahui
bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama
dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang
dapat mengambil pelajaran. (Yaitu) orang-orang yang meme- nuhi janji
Allah dan tidak merusak perjanjian. Dan orang-orang yang sabar karena
mencari ridha Tuhannya, mendirikan shalat, dan menaf- kahkan sebagian
rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau
terang-terangan serta menolak kejahatan dengan ke- baikan; orang-orang
itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (Yaitu) surga 'Adn
yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang
shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang
malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.
(Sambil mengucapkan), 'Salamun 'alaikum bima shabartum (keselamatan
atasmu berkat kesabaranmu),' maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
(QS. Ar-Ra'd: 19-24)
Wahai Akhi, Anda mendapati bahwa akhlak-akhlak mulia bertebaran
dalam kitab Allah SWT dan bahwa ancaman bagi akhlak-akhlak tercela
sangadah keras.
وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ
وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي
الْأَرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
Dan orang-orang yang memutuskan
apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan
kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi
mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam). (QS. Ar-Rad: 25)
Inilah peraturan-peraturan tersebut, Ikhwan sekalian, sebenarnya,
peraturan-peraturan itu lebih tinggi daripada yang dikenal oleh manusia,
karena di dalamnya terkandung semua yang dikehendaki manusia untuk
mengatur urusan masyarakat. Ketika mengupas sekelompok ayat, maka Anda
mendapati makna-makna ini jelas dan gamblang. "Seperempat Juz Khamr"
yang diawali dengan
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ
Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi (QS. Al-Baqarah: 219),
mengandung lebih dari dua puluh lima hukum praktis: tentang khamr,
judi, anak-anak yatim, pernikahan laki-laki dan wanita-wanita musyrik,
haid, sumpah, ila', talak, rujuk, khuluk, nafkah, dan hukum-hukum
lainnya yang banyak sekali Anda dapatkan dalam seperempat juz saja. Hal
ini karena surat Al-Baqarah datang untuk mengatur masyarakat Islam di
Madinah. Ikhwan tercinta, hendaklah Anda semua menjalin hubungan dengan
kitab Allah. Bermunajadlah kepada Tuhan dengan kitab Allah. Hendaklah
masing-masing dari kita memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang telah
saya sebutkan ini, karena itu akan memberikan manfaat yang banyak kepada
Anda, wahai Akhi. Insya Allah Anda akan mendapatkan manfaat darinya.
Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Sayidina Muhammad dan kepada segenap keluarga dan sahabatnya.
[Sumber: Ceramah-ceramah Hasan Al-Banna berjudul "Renungan tentang Bulan Ramadhan"]
0 komentar: